Friday, February 3, 2012

Rindukah kita kepada Rasulullah S.A.W ?

Detik-detik menjelang wafatnya 
Rasulullah S.A.W
(sorry..entri kali nie agak panjang :D)

Masa saya wat video nie... Hati saya bergitu sayu dan Terharu, Terharu mengenangkan pengorbanan Nabi Muhammad S.A.W Kepada umat2 Nya yang tercinta. Saya dah tak perduli bila manik2 putih berlinangan di kelopak mata saya.. Akhirnya, video nie siap juga...

setiap baris perkataan di dalam video ini, saya cuba menghayati dengan penuh perasaan.. walaupun kata2nya tak seindah madah2 cinta... tapi kata2 ini, mampu mendalamkan lagi cinta sy kepada Nabi Muhammad S.A.W... Saya harap anda semua, turut menghadapai perasaan yang sama dengan saya...

Sesungguhnya diriku penuh dengan kelekaan dalam hal2 dunia... Ya Allah, aku telah gagal!!!! gagal  untuk mencintai Mu dan Nabi Muhammad  SWT dengan sepenuhnya... Ya Allah ampunkanlah dosa hamba Mu ini.. Terima kasih kerana sedarkan aku dari tidur panjangku... Aku rindu Mu Ya Allah.. Aku Juga Rindu Mu Ya Rasulullah... 

 

INILAH CINTA RASULULLAH S.A.W TERHADAP UMATNYA.

(Dan, ini adalah sebuah Alkisah tentang totalitas cinta 
yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya....)

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap..... Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah ;"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan... Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.Rasulullah akan meninggalkan kita semua; desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

Bolehkah saya masuk?; tanyanya.  Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk;  Maafkanlah, ayahku sedang demam, kata Fatimah  yang membalikkan badan dan menutup pintu.  Kemudian ia kembali menemani ayahnya  yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,  Siapakah itu wahai anakku? Tak tahulah aku ayah,  sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya; tutur Fatimah lembut. 
Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut; kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? ; Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu; kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. Engkau tidak senang mendengar kabar ini? ; Tanya Jibril lagi. Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya' ; kata Jibril. 
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh urat-urat lehernya menegang. Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.. Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril? Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal ; kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu) Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. Ummatii, ummatii, ummatiii? (Umatku, umatku, umatku) Dan, pupuslah kembang hidup manusia nan mulia itu.....

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kini, mampukah kita mencinta sepertinya......?!!!
dengan Cinta nan suci...?!


Mudah2an Renungan ini dapat Menghadirkan kesadaran di hati kita kembali,
untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita.
Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka !


3 comments:

PCL said...

assalamualaikum, salam singgah ukhuwah.

Anonymous said...

sayu hati

Shazana Halim said...

Jom selawat keatas nabi Muhammad S.A.W

Blog Archive

.